Filologi: Perkembangan Kajian dan Solusi Polemik Keagamaan

Pemikiran dan intelektualisme Islam di Indonesia khususnya yang dilestarikan oleh manuskrip-manuskrip di Indonesia merupakan sebuah legacy yang tetap relevan hingga saat ini. Ortodoksi Islam Wasathiyah sejak abad ke- 16 menurut Azyumardi Azra adalah salah satu buktinya. Potret Islam Wasathiyah tersebut diwariskan dalam bentuk karya tulis oleh para ulama Indonesia terdahulu seperti Hamzah Fansuri, Nuruddin Ar-Raniri, Abdurrauf As-Singkili, Mahfudz At-Termasi, Khatib al-Minangkabawi, dan masih banyak lagi. Patut kita duga bahwa karya tulis mereka adalah salah satu pintu membuka fakta Islam di Indonesia dan dialektikanya dengan sosial budaya pada masanya.

Sebagai contoh adalah sikap wasathiyah Ibrahim al-Kurani dalam karyanya Ithaf Adz-Dzaki kala mengomentari perdebatan pro dan kontra wahdatul wujud. Sebagaimana disebutkan dalam channel Youtube Ngariksa episode ke- 26, sikap tidak menghujat menjadi sebuah teladan yang patut dicontoh dari seorang al-Kurani. Meski ia memiliki kecenderungan pada pendapat tertentu, namun ia tidak lantas menganggap sesat, menghujat, atau bahkan mengkafirkan kelompok lain.

Relevansi pemikiran Islam tersebut sayangnya belum disertai dengan gelora para peneliti kajian keislaman di Indonesia, khususnya di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN). Para peneliti di PTKIN saat ini justru lebih tergiur mengimpor teori-teori dari luar dalam mengkaji berbagai bidang keislaman. Pendekatan penelitian maupun teori-teori dari Barat kini menjamur dan dapat dijumpai dalam kajian pendidikan Islam di Indonesia, Hukum Islam, Tafsir, dan lain sebagainya.

Perkembangan Kajian Filologi di PTKIN

Agaknya upaya pengembangan khazanah pemikiran ulama Indonesia terdahulu kurang mendapat perhatian para peneliti di berbagai kajian keislaman. Fakta ini mengimplikasikan kurangnya perhatian terhadap penelitian manuskrip ulama Indonesia terdahulu, khususnya penelitian filologi. Padahal jika dikaitkan dengan istilah “keagamaan” dalam kata singkatan PTKIN, maka kajian Islam yang dilakukan seharusnya tidak hanya diarahkan kepada doktrin-ajaran, tetapi juga diarahkan kepada konteks sosial budaya orisinal. Sehingga jelas posisi filologi menempati peran penting dalam hal ini. Dan tidak berlebihan rasanya, jika kompetensi filologi adalah sebuah darma bagi para peneliti PTKIN.

Adalah Oman Fathurahman guru besar bidang filologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta seorang pelopor kajian filologi Nusantara. Ia berhasil membawa filologi yang tidak hanya sekadar membaca naskah kuno. Tetapi ia mampu membawa filologi berinteraksi dengan konteks kekinian. Sehingga apa yang disebut-sebut penulis mengenai relevansi pemikiran intelektual muslim Indonesia di masa lampau yang tertuang dalam teks kuno, telah diwujudkan secara nyata oleh Oman melalui berbagai penelitiannya.

Integrasi filologi dengan kajian Islam khususnya di Indonesia, merupakan suatu perkembangan penelitian filologi di lingkungan PTKIN yang tentu cukup menggembirakan. Sebab, penelitian filologi menjadi semakin berwarna. Lahan filologi yang dulu dianggap kering, kini begitu subur oleh integrasi keislaman dan kontekstualisasi sosial budaya masa kini. Filologi kini bertransformasi menjadi sebuah ilmu yang dapat digunakan untuk menggali khazanah keislaman di Indonesia pada masanya. Profit yang ditawarkan kajian filologi terhadap naskah-naskah keislaman di Nusantara tidak hanya menawarkan konten ajaran Islam. Melainkan kita juga dapat memperoleh informasi seputar konteks sosial budaya pada saat itu.

Filologi dan Islam Nusantara: Solusi Polemik Keagamaan

Mempelajari khazanah Islam Indonesia yang bersumber dari naskah kuno melalui filologi artinya menggali Islam khas Indonesia. Literatur Islam Indonesia pun sangat ramah bagi para pembacanya. Sebab, literatur-literatur ini tidak semuanya berbahasa Arab. Aktivitas vernakularisasi telah banyak dilakukan oleh ulama Indonesia terdahulu. Sehingga konsep-konsep ajaran Islam mudah dipahami oleh berbagai suku, ras, dan budaya di Indonesia. Ini merupakan bukti kreativitas mereka dengan membawa ajaran Islam dalam bahasa lokal (vernakuler). Maka dapat kita jumpai ajaran Islam yang termuat dalam berbagai hasil karya berbahasa jawa, sunda, melayu, bugis, dan lain sebagainya.

Semakin banyak literatur Islam Indonesia yang dipelajariberbanding lurus dengan semakin tingginya rasa bangga terhadap budaya sendiri. Melalui filologi kita juga mendapatkan ajaran Islam yang mampu bersinergi dengan sosial, budaya, dan kultur keindonesiaan. Tentu hal ini sejalan dengan apa yang disebut sebagai Islam Nusantara.

Mempelajari Islam bukan berarti harus menanggalkan identitas kebudayaan lokal. Penggabuangan nilai-nilai teologis Islam dan nilai-nilai sosial, budaya, dan kultur akan menghasilkan masyarakat muslim Indonesia yang menjunjung tinggi nilai-nilai syariat Islam dan disertai dengan kecintaan terhadap tanah air. Barangkali atmosfer seperti ini yang sesungguhnya mampu meredam polemik keagamaan.

Kedamaian Islam di Indonesia sesunguhnya merupakan hasil dari pertautan antara teologi Islam dengan nilai-nilai sosial budaya setempat. Konflik perpecahan dan pertumpahan darah di negara-negara Islam wilayah timur tengah salah satunya diakibatkan oleh nihilnya pertautan ini. Maka yang muncul adalah fanatisme terhadap madzahab tertentu yang menghasilkan konflik hasrat perebutan kekuasaan tanpa didasari kecintaan terhadap tanah air mereka.

Oleh karena itu, filologi memainkan peran yang krusial khususnya bagi masyarakat milenial Indonesia agar menyadari bahwa Islam khas Indonesia yang bertautan dengan sosial budaya adalah sebuah warisan nenek moyang yang harus dipertahankan. Sayangnya, pada masa kini suara-suara yang membenturkan sosial budaya Indonesia dengan Islam cukup nyaring terdengar. Amat disayangkan jika milenial Indonesia tidak menyadari bahwa filologi sejatinya kunci membuka kajian Islam khas Indonesia yang relevan dengan kehidupan berbangsa, bernegara, dan berbudaya Indonesia. Sementara, upaya membumikan naskah-naskah kuno Indonesia yang sangat akrab dengan khazanah pemikiran Islam sudah amat mudah dijumpai dalam bentuk digital. Kesulitan akses terhadap naskah kuno kini bukan lagi menjadi alasan untuk menutup mata dalam mempelajari khazanah Islam Indonesia. Sebab, digitalisasi manuskrip telah banyak dilakukan oleh berbagai lembaga. Sebut saja DREAMSEA, EAP the British Library, hingga Perpustakaan Nasional sangat dermawan dalam menyajikan khazanah Islam Indonesia yang tersaji dalam digitalisasi manuskrip-manuskrip kuno. Kemudahan akses yang ditawarkan lembaga-lembaga tersebut hasilnya adalah sebuah paket mendekatkan filologi, Islam, sosial budaya Indonesia, dan cinta tanah air.

SAYYIDAH KHODIJAH RHA, SANG WANITA SPESIAL

Sedang hangat di kalangan sebagian masyarakat muslim di Indonesia, qasidah sayyidah Khodijah RHA. Rupanya daya tarik masyarakat akan qasidah ini tak lepas dari ittiba’ kepada al-Maghfurlah simbah K.H Maimoen Zubair yang amat mencintai sayyidah Khodijah RHA. Dan kabarnya, beliau dimakamkan di Ma’la dekat dengan makam sang ummul mu’minin, istri pertama Rasulullah saw tersebut.

Qasidah tersebut merupakan buah karya Sayyid Muhammad bin Alawy al-Maliki al-Hasany. Beliau merupakan salah satu guru dari al-Maghfurlah simbah K.H Maimoen Zubair. Tidak hanya qasidah tersebut, beliau juga menuliskan manaqib al-Busyro dalam menceritakan sejarah tentang sayyidah Khodijah al-Kubro RHA.

Ayahanda sayyidah Khodijah RHA ialah Khuwailid bin Usad bin Abdul uzza bin Qushay, sedangkan ibundanya ialah Fatimah binti Zaidah bin al-Ashom dari bani Amir bin Lu’ai bin Gholib. Nasab beliau dengan Rasullah saw bertemu pada satu kakek, yakni simbah Qushay. Ini menunjukkan bahwa sayyidah Khodijah RHA pun berasal dari nasab yang suci dan mulia, sebagaimana nasab Rasulullah saw.

Beliau RHA dilahirkan 15 tahun sebelum kelahiran baginda Rasul Muhammad saw. Beliau merupakan wanita yang cantik, cerdas dalam segala urusan. Bisnisnya dalam perdagangan sangat sukses. Banyak orang apply job kepadanya sebagai buruh dagang.  Sehingga banyak sekali orang-orang, baik perempuan maupun laki-laki menjadi karyawannya. Pada akhirnya, sayyidah Khodijah RHA merekrut Rasulullah saw untuk ikut dalam bisnis perniagaannya. Sebab dia telah mendengar ketenaran akhlak dan kejujuran Rasulullah saw dalam berdagang.

Lambat laun, Allah menganugerahi sa’adah abadiyyah atau kenikmatan yang tak lekang oleh waktu kepada sayyidah Khodijah RHA berupa rasa cinta kepada Rasulullah saw dengan memilihnya sebagai calon suami. Sehingga membuat sayyidah Khodijah RHA melamar Rasulullah saw. Hal yang teramat jarang jika kita lihat pada masa sekarang. Biasanya laki-laki lah yang melamat terhadap perempuan. Namun tidak bagi cinta sayyidah Khodijah RHA kepada Rasulullah saw. Kuasa Allah memang tiada tara, Rasulullah saw pun dianugerahi ilham berupa rasa cinta kepada sayyidah Khodijah RHA. Hingga pada akhirnya pasangan yang suci ini menikah dalam penuh kebahagiaan.

Tatkala Rasulullah saw mendapat perintah dari Allah swt melalui mimpi untuk berkholwat di gua Hira’, beliau menyendiri di sana untuk beribadah dan bertafakkur selama satau bulan tiap tahun. Sayyidah Khodijah RHA berperan besar dalam memenuhi kebutuhan selama Rasulullah saw berkholwat. Ia amat mendukung kala suaminya pergi beribadah, bahkan ia pula yang menyiapkan segala kebutuhan sandang maupun pangan. Sayyidah Khodijah RHA tak lupa mencium tangan Rasulullah saw ketika beliau hendak pergi berkholwat. Meski dengan penauh debar-debar hati mengkhawatirkannya yang sendirian menuju gua Hira’. Bahkan ketika Rasulullah saw pulang, dan masih tenggelam dalam wahdaniyyahnya, kesendirian bertafakkur. Maka sayyidah Khodijah RHA pun tidak berani mengajak beliau berbicara, sebab takut memotong kekhusyu’an beliau dalam bertafakkur.

Hingga pada akhirnya, pasca Rasulullah saw mendapat wahyu pertama dari Allah swt melalui Jibril as, beliau pulang ke rumah dengan gemetar. Beliau meminta kepada istrinya RHA : “selimuti aku… selimuti aku… !!” Sudah barang tentu sayyidah Khodijah RHA menyelimuti beliau yang masih gemetar badannya. Hingga ketika Rasulullah saw mulai cooling down, dan mulai menceritakan kepada istrinya atas apa yang terjadi pada dirinya di gua Hira’. Sayyidah Khodijah RHA menenangkan beliau dengan lembut : “sungguh Allah swt telah menganugerahi kemuliaan dan keluhuran kepada engkau. Demi Allah aku percaya, Allah takan memberikan kepada engkau kecuali segala kebaikan. Aku bersaksi bahwa engkau adalah Nabi bagi ummat ini yang telah dinanti-nanti. Aku juga sudah mengetahui berita dari pendeta Buhaira akan kenabian engkau.”

Sayyidah Khodijah RHA begitu istimewa, beliau adalah orang pertama yang beriman dan membenarkan kerasulan Muhammad saw. Ia menjadi orang yang pertama kali bersaksi bahwa tiada tuhan kecuali Allah swt dan Muhammad adalah utusan-Nya, disaat orang lain mengingkarinya, disaat masyarakat jahiliyyah mencelanya, disaat kaum Quraisy lain mencela dan mencercanya. Sayyidah Khodijah dengan penuh keyakinan bahwa suaminya merupakan seorang Nabi akhiruzzaman. Sebab keimanannya ini, Allah berikan kenikmatan dan kemudahan dalam segala urusannya.

Jibril as pun pernah bersinggah di kediaman beliau. Bahkan Jibril pernah menitipkan salam darinya dan dari Allah swt melalui Rasulullah as untuk sayyidah Khodijah RHA. Terlebih Jibril as memberikan berita gembira, bahwa sudah disiapkan rumah di surga untuk sayyidah Khodijah RHA.  

Yahya bin Afif menceritakan : “Pada saat bulan haji, aku berniat datang ke mekkah. Namun, aku singgah di rumah Abbas bin Abdul Mutholib di Mina. Hingga pada saat matahari terbit, kulihat ada seorang laki-laki berjalan menuju depan ka’bah dan melaksanakan shalat. Saat dia masih berdiri, kulihat di belakanya datang seorang laki-laki lain, lalu disusul satu orang perempuan. Mereka bertiga melaksanakan sholat berjama’ah. Lalu Kutanyai Abbas bin Abdul Mutholib, siapa sebenarnya mereka bertiga ini. Abbas menjelaskan bahwa yang menjadi imam sholat adalah Muhammad saw, dan yang menjadi ma’mumnya adalah Ali bin Abi Tholib ra serta sayyidah Khodijah RHA. Aku takjub melihat mereka, andai saja aku ikut dalam jama’ah mereka”.

Sayyidah Khodijah RHA mendapatkan anugrah yang amat mulia. Sisa hidupnya ia habiskan hanya bersama Rasulullah saw, berkhidmat dan melayani sang Nabi terakhir. Bahkan, setelah ia wafat pun Rasulullah saw selalu mengenang cinta dan kasih sayang Khodijah RHA kepadanya. Beliau selalu menyebut-nyebut nama istrinya, dan menceritakan betapa baik budu pekertinya menjadi seorang istri. Dalam berbagai riwayat hadits menyebutkan, bahwa Rasulullah saw menyatakan ratu para wanita ialah Maryam binti Imron, Khodijah binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad dan Asiyah binti Muzahim, ibu angkat daripada Nabi Musa as. Inilah beberapa petikan kisah sayyidah Khodijah RHA yang diungkapkan oleh Sayyid Muhammad bin Alawy al-Maliki al-Hasany dalam manaqib al-Busyro. Semoga kita dapat meneladani budi akhlak mulia yang dimilikinya. Mendapat keberkahan dari Sayyid Muhammad bin Alawy al-Maliki al-Hasany, sang penutur kisahnya. Dan tercatat sebagai orang yang akan ikut berkumpul bersama simbah K.H Maimoen Zubair kelak di hari akhir, Amin.

sumber : Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hasany, Al-Busyro fi manaqibi as-Sayyidah Khodijah al-Kubro.

WANITA HAID BOLEH BACA AL-QUR’AN ?

Masyhur di telinga umat muslim, orang yang memiliki hadats besar seperti wanita yang haid diharamkan membaca al-Qur’an. Berdasarkan firman Allah swt :

لَّا يَمَسُّهُۥٓ إِلَّا ٱلۡمُطَهَّرُونَ ٧٩

“tidak menyentuhnya (al-Qur’an) kecuali orang-orang yang disucikan” (Q.S al-Waqi’ah : 79)

Ayat ini menjelaskan bahwa al-Qur’an melarang orang yang berhadats baik kecil maupun besar untuk memegang mushaf. Lebih lanjut imam An-Nawawi menjelaskan dalam at-Tibyan fi Adabi Hamalatil Qur’an, beliau berkata :

وأما الجنب والحائض فانه يحرم عليهما قراءة القرآن سواء كان آية أو أقل منها ويجوز لهما إجراء القرآن على قلبهما من غير تلفظ به

“adapun orang yang junub dan haid, mereka berdua diharamkan membaca al-qur’an baik satu ayat saja atau kurang dari satu ayat, namun mereka diperbolehkan membaca al-qur’an dalam hati tanpa melafalkan” (Abi Zakariya Yahya bin Syarofuddin an-Nawawi, 1991, at-Tibyan fi Adabi Hamalatil Qur’an,  Beirut: Maktabah al-Muayyad).

Namun, muncul banyak pertanyaan bagi para pengahafal al-Qur’an. Kini, banyak sekolah-sekolah yang memiliki program tahfidz al-Qur’an yang menuntut seluruh peserta didik untuk menghafal al-Qur’an sesuai dengan target yang telah ditentukan. Lalu bagaimana jika seorang pelajar yang sedang berpacu dengan waktu untuk menghafal qur’an, tetapi ia diganggu dengan datangnya haid ?

Sayyid Abdurrahman bin Muhammad bin Husein bin Umar dalam Bughyatul Mustarsyidin menjelaskan :

وتحرم قراءة القرآن على نحو جنب بقصد القراءة ولو مع غيرها لا مع الاطلاق على الراجح, ولا يقصد غير القراءة كرد غلط وتعليم وتبرك ودعاء

“membaca al-qur’an haram bagi orang semisal junub walau dibarengi dengan tujuan lain. Namun menurut pendapat yang lebih kuat, tidak haram jika ia memutlakkan tujuan (sekedar baca saja tanpa ada niat apapun). Pula tidak haram jika tujuannya bukan membaca, seperti membenarkan bacaan yang salah, mengajarkan al-Qur’an, tabarruk atau mencari keberkahan, dan berdoa” (Sayyid Abdurrahman bin Muhammad bin Husein bin Umar, 1994, Bughyatul Mustarsyidin, Beirut: Dar al-Fikr)

Pendapat ini diperkuat oleh Wazarah al-auqof wa asy-syu’un al-silamiyah al-kuwaitiyyah dalam kitab al-mausu’ah al-fiqhiyyah, mereka menuliskan :

وذهب المالكية إلى أن الحائض يجوز لها قراءة القرآن في حال استرسال الدم مطلقا, كانت جنبا أم لا, خافت النسيان أم لا

“kalangan madzhab Maliki berpendapat bahwa orang yang haid boleh membaca al-Qur’an ketika kondisi masih mengeluarkan darah secara mutlak, dalam kondisi junub atau tidak, dan takut lupa hafalan atau tidak” (Wazarah al-auqof wa asy-syu’un al-silamiyah al-kuwaitiyyah, al-mausu’ah al-fiqhiyyah, juz 18, hal. 322)

Paparan di atas menunjukkan bahwa asal hukum membaca al-Qur’an bagi orang yang haid adalah haram dengan catatan tujuannya adalah membacanya untuk mendapatkan pahala. Namun menurut pendapat yang lebih kuat, menjadi diperbolehkan membaca al-Qur’an jika tujuannya adalah mengajar, belajar, membenarkan bacaan yang salah, dan doa.

Hal ini dipraktikkan juga di asrama Institut Ilmu Qur’an (IIQ) Jakarta. Diana Faricha Camilla, yang merupakan salah satu mahasiswi IIQ Jakarta menuturkan bahwa mahasiswi di asrama IIQ Jakarta dituntut menghafal al-Qur’an sesuai dengan program dan target masing-masing. Pihak asrama menjelaskan beberapa kepada para mahasiswi, dalil diperbolehkannya membaca al-Qur’an bagi wanita yang sedang haid dengan tujuan menghafal ayat-ayat al-Qur’an. Akan tetapi, para mahasiswi diberi keleluasaan untuk mengikuti dalil tersebut atau tetap berhenti menghafal ketika haid.

Banyak dari mereka yang tetap dengan rajin dan istiqomah menghafal al-Qur’an meski dalam kondisi haid. Sebab tujuan mereka adalah menghafal bukan membaca. Disamping itu mereka juga mengejar target-target yang harus dicapai pada tiap semester. Terlebih ketika ujian berlangsung, banyak dari mahasisiwi yang tetap setor hafalan dan mengikuti ujian tahfidz al-Qur’an.

Demikian segelintir penjelasan mengenai hukum membaca al-Qur’an bagi wanita haid yang dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan program tahfidz al-Qur’an. Terlebih bagi adik-adik di sekolah yang sedang berpacu dengan waktu dan target hafalan. Jika anda memiliki dalil dari pendapat dari ulama lain, silahkan sampaikan melalui kolom komentar.

Wallahu a’lam

BENARKAH ORANG ISLAM PASTI KELUAR DARI NERAKA ?? BEGINI CERITANYA !!

Kali ini kita akan membahas orang-orang yang masuk neraka. Banyak yang bilang “katanya” orang-orang yang berdosa nantinya masuk neraka, akan tetapi orang islam diantara mereka pasti keluar dari sana. Orang islam pasti masuk surga meski harus disiksa dulu di neraka. Itulah kabar yang sering beredar di telinga kita. Sekilas membuat lega, karena dosa kita sebesar apapun, toh kita bakalan dipindah ke surga kok. Apa benar seperti itu yang akan terjadi nanti ?

Imam Abdurrohim bin Ahmad al-Qodhi dalam kitabnya Daqoqiqul Akhbar menjelaskan “ketika ahli neraka telah mendapatkan hukuman dan ketetapan Allah swt berupa siksaan yang amat pedih, sebagian dari mereka yang merupakan umat nabi Muhammad berteriak memanggil-manggil “ya hannan ya mannan” selama seribu tahun, “ya qayyum” seribu tahun, “ya arhamarrohimin” seribu tahun.”

Wow, ternyata ahli neraka dari golongan umat nabi Muhammad masih sanggup mengucapkan asma Allah yang indah. Tapi, bukankah orang yang disiksa biasanya hanya bisa meraung kesakitan seperti “aduuuuuh…, sakiiiit…., stoooop….., udaaaaaah….”. Lalu apa ada jaminan, kita pasti bisa berteriak menyebut asma Allah di neraka. Atau jangan-jangan teriakan itupun hanya bisa muncul dari mulut kita, tergantung amal perbuatan kita juga. Kalaupun bisa berteriak asma Allah, kita harus berteriak amat sangat lama. Bayangkan saja berteriak 3000 tahun lamanya ! sementara 1 hari di akhirat katanya sama dengan 1000 tahun di dunia. Maka 3000 tahun di akhirat sama dengan 1.095.000.000 tahun di dunia doooong !    

Lanjut, Imam Abdurrohim bin Ahmad al-Qodhi menjelaskan “teriakan itu membuat Allah swt memerintahkan Jibril as untuk mengecek kondisi umat nabi Muhammad yang penuh dosa itu. Jibril pun mengeceknya dengan didampingi malaikat Malik as. ketika Jibril melihat kondisi mereka yang buruk, dan saling berdesakan, para umat nabi Muhammad berteriak menitipkan salam dan mengamanatkan Jibril untuk menceritakan kondisi mereka kepada nabi Muhammad saw.”

Ini menunjukkan teriakan kita ternyata membuat jibril mendatangi kita di neraka. Hebatnya, jibril dapat kita beri amanat menyampaikan salam dan menceritakan kondisi kita kepada nabi Muhammad. Beruntunglah kita, jibril datang. Tapi kita tidak pernah tahu, apakah jibril sudah pasti datang ? bagaimana jika ternyata jibril tidak datang ? berarti tidak ada yang bisa kita titipin salam dong!

Kita sudah seperti tahanan di dalam sebuah lembaga pemasyarakatan yang merengek dan menitipkan permintaan remisi kepada Presiden melalui awak media yang sedang meliput. Ketika hal itu ditayangkan di televisi dan dishare di media sosial, tentu netizen yang budiman akan mencaci, menghujat, dan mengejek kita. Namun tidak bagi nabi Muhammad saw, ketika beliau diberi kabar oleh jibril. Beliau memintakan syafa’at kepada Allah swt.

Jelas diterangkan oleh Imam Abdurrohim bin Ahmad al-Qodhi “nabi Muhammad bersama para nabi-nabi yang lain mendatangi umatnya di neraka, dan membawa mereka menuju sungai kehidupan di samping surga. Hingga para pendosa itu berubah wujudnya menjadi pemuda-pemudi yang bagus perangainya. Akhirnya merekapun masuk surga.”

Jadi hanya karena berteriak, kita yang penuh dosa bisa pindah ke surga ? kek yang gampang banget ya, hmmm. Tapi, yang jadi catatan adalah apakah kita termasuk orang yang di neraka masih bisa berteriak mengingat asma Allah ? atau jangan-jangan tergantung kebiasaan kita di dunia ? wong, di dunia saja jarang inget Allah. Jangaknkan saat waktu luang, sholat saja sering kali kita bukan ingat kepada Allah. Justru teringat dan terlintas hal-hal lain. Apalagi koruptor, pemabuk, pembunuh, teroris, pezina, orang musrik, suka tinggalin sholat, apa mereka masih bisa beteriak inget asma Allah ?

Bahkan kalaupun kita sudah beribadah dengan begitu banyak, mengurangi dosa setiap saat. Tapi niatnya adalah karena takut neraka, apakah itu bisa diterima ? bukankah yang pantas kita takuti hanya Allah swt. Bukankah niat kita beribadah harusnya ikhlas karena Allah, bukan karena meminta imbalan masuk surga dan dijauhkan dari neraka ? Wallahu a’lam.

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ ذُنُوْبِيْ وَاجْعَلْنِيْ مِنَ الْمُخْلِصِيْنَ

PESAN DARI BUMI

Anas bin Malik berkata bahwa bumi berpesan 10 kali tiap hari kepada manusia.

Ia berpesan : “wahai manusia !!! Kau berjalan di atasku, tapi ingat tempat kau kembali itu di perutku. Kau bermaksiat di atasku, tapi penyiksaanmu itu di perutku. Kau tertawa di atasku, tapi kau menangis di perutku. Kau makan makanan haram di atasku, tapi ulat akan memakanmu di perutku. Kau berbahagia di atasku, tapi kau bersedih di perutku. Kau mengumpulkan aneka hal haram di atasku, tapi kau akan meleleh di perutku. Kau bisa sombong di atasku, tapi kau akan menjadi rendah di perutku. Kau berjalan gembira ria di atasku, tapi kau akan merasa susah di perutku. Kau berjalan dengan penuh cahaya terang di atasku, tapi kau terduduk diam dalam kegelapan di perutku. Kau jalan berbondong bondong bersama temanmu, tapi kau terduduk diam sendiri di perutku.” 

Kuburan/makam berpesan kepada manusia 3 kali tiap hari. 

Ia berpesan : “wahai manusia !!! Aku adalah rumah kesendirian, rumah kegelisahan, rumah kalajengking dan ular pemakan jasadmu. Aku adalah rumah kegelapan, dan aku adalah rumah ulat pemakan jasadmu. Lalu apa yang sudah siapkan untukku ???”

Kuburan/makam juga berpesan kepada manusia 5 kali sehari. 

Ia berpesan : “wahai manusia !!! Aku adalah rumah kesendirian, maka jadilah orang yang ramah dengan bacaan qur’an. Aku adalah rumah kegelapan, maka terangilah aku dengan sholat malam. Aku adalah rumah penuh debu, maka bawalah kendaraan berupa amal sholeh. Aku adalah rumah ular ular berbisa, maka bawalah obat penawar berupa kalimat  بسم الله الرحمن الرحيم dan tetesan air mata. Aku adalah rumah pertanyaan Munkar Nakir, maka perbanyaklah membaca لا اله الا الله محمد رسول الله di atasku supaya memudahkanmu menjawabnya kelak”

Sumber : Daqoiq al-Akhbar, Imam Abdurrohim bin Ahmad al-Qodhi, BAB 10.

Kisah Isro Baginda Nabi Muhammad SAW

KISAH ISRO BAGINDA NABI SAW MUHAMMAD SAW

Saat itu, Nabi saw sedang tertidur di sekitar Hijir Ismail bersama Hamzah dan Ja’far bin Abi Tholib, tiba tiba datang jibril dan mikail serta satu lagi malaikat, disebutkan itu adalah malaikat isrofil. Ketiga malaikat ini “membopong” Nabi saw menuju sekitar sumur zamzam. Tujuannya adalah “mengoperasi” baginda Nabi saw, dengan membersihkan hati Nabi saw dari berbagai kotoran hati dengan air zamzam sebanyak 3 kali.

Sesaat sebelum hati Nabi saw dikembalikan, Jibril memasukkan sifat sifat bai pada hati Nabi saw, yakni sifat welas asih, ilmu, sifat yaqin, dan sifat berserah diri pada Allah.

Disaat baginda Nabi saw terbangun dari tidurnya, Jibril mendatangkan buroq. Buroq adalah hewan yang putih, tingginya melebihi himar (keledai), serta memiliki dua sayap lengkap dengan pelana dan kendalinya.

Sang Buroq pun berjingkrak jingkrak dihadapan Nabi. Lalu jibril meletakan tangannya di atas kepala buroq sambil mengatakan :

“apa kamu tidak malu, ? Demi Allah ini yg mau naikin kamu itu orang yg paling mulia dihadapan Allah swt.”

Buroq pun tersipu malu, sampai keluar keringatnya.

Nabi saw dipersilakan menaiki buroq, didampingi Jibril di sisi kanan dan mikail di sisi kiri. Mereka berangkat bersama sampai tiba di suatu tempat. Kemudian Nabi saw dipersilahkan oleh jibril untuk turun dan melakukan sholat dua rakaat.

Nabi saw pun turun dan sholat. Kemudian naik lagi ke punggung buroq. Jibril bertanya, “ wahai Nabi saw, apakah engkau tau dimana panjengan tadi sholat ? “

“Tidak jibril” jawab Nabi saw

“Sesungguhnya engkau barusan sholat di thoybah (madinah)”

Kemudian mereka sampai di suatu tempat, lalu jibril mempersilahkan kembali lagi Nabi saw untuk turun dan sholat. Nabi saw pun turun dan sholat, lalu naik lagi ke punggung buroq

Jibril menanyakan hal yg sama

“Wahai Nabi saw, apakah engkau tau dimana tadi engkau sholat ?”

“Tidak jibril” jawab Nabi saw

“Engkau tadi sholat di madyan”. Madyan adalah sebuah tempat Nabi saw musa melarikan diri dr kejaran firaun dan bala tentara nya, kota ini terletak di daerah syam. Diceritakan Nabi saw sholat dibawah pohon bekas musa “neduh” atau “ngaub” atau berlindung setelah keluar dr mesir melewati laut.

Kemudian Nabi saw bersama rombongan tiba di suatu tempat, kembali jibril mempersilahkan Nabi saw untuk turun dan sholat. Lalu Nabi saw pun turun dan sholat.

Kemudian Nabi saw kembali menaiki buroq.

Jibril pun bertanya dengan pertanyaan yg sama dan dijawab oleh Nabi saw dengan jawaban yg sama.

Jibril lalu mengatakan, “ engkatu tadi sholat di bukit atau gunung sinai, tempat Nabi saw musa bermunajat dan berdialog dengan Allah”

Kemudian mereka kembali sampai pada suatu tempat, untuk yg keempat kalinya, jibril mempersilahkan Nabi saw turun dan sholat, lalu ditanyakan dan dijawab dengan hal serupa. Jibril menjelaskan “ engkau tadi sholat di bethlehem ( bait al-lahm, secara bahasa artinya rumah daging). Di sinilah tempat Nabi saw Isa as dilahirkan.”

Kelak Nabi saw turun dr buroq dan melakukan sholat yg kelima kalinya di baitul maqdis atau masjid al-aqsho.

Ini sebuah isyarat kewajiban sholat 5 waktu. Kisi kisi dr perintah sholat yg nanti didapatkan ketika mi’roj sudah ada duluan saat isro.

Setelah naik buroq kembali, Nabi saw melihat jin ifrit dengan membawa obor api. Nabi saw menoleh ke belakang, jin tersebut masih mengintai Nabi saw. Kemudian jibril berkata : aku udah pernah ngajarin doa buat mematikan api si jin ifrit, supaya dia jatoh kan ?

Nabi saw pun menjawab : iya sudah

Jibril berkata : ayolah baca doa itu

Doa tersebut berbunyi :

أعوذ بوجه الله الكريم وبكلمات الله التامات التي لا يجاوزهن بر ولا فاجر من شر ما ينزل من السماء ومن شرم ما يعرج فيها ومن شر ما ذرأ في الارض ومن شر ما يخرج منها من فتن الليل والنهار ومن طوارق الليل والنهار الا طريقا يطرق بخير يا رحمن

Lalu jin ifrit pun tersungkur jatoh dan apinya padam.

Kemudian di tengah perjalanan, Nabi saw melihat suatu kaum, yang sedang bercocok tanam, dalam waktu singkat lgsg bisa panen, bercocok tanam lagi, dalam waktu singkat panen lagi, begitu dan seterusnya.

Nabi saw bertanya pada jibril : “apa ini maksudnya jibril ? Siapa mereka ?”

Jibril menjawab : “mereka adalah gambaran ummatmu wahai nabi, yang selalu menegakkan agama Allah ( berjihad, tapi bukan perang ya, jihad melawan hawa nafsu, jihad melawan kebodohan dengan cara belajar dll ) mereka dilipatkan gandakan pahalanya sebanyak 700 kali. Itulah mengapa mereka bagai bercocok tanam dan langsung memetik hasil panen”

Kemudian Nabi saw mencium aroma yang amat sangat harum.

Nabi saw pun bertanya : aroma harum apa ini jibril ?

Jibril menjawab : “ini adalah aroma harum masyitoh”. Masyitoh adalah pembantu ( baby sitter d rumah firaun). Masyitoh bersama suami dan dua anaknya meninggal dibunuh firaun.

Ketika itu masyitoh sedang nyisirin rambut anaknya firaun, tiba tiba sisir ya jatuh, lalu masyitoh mengambil sisir sambil berucap : “bismillah”

Sang anak firaun kaget dan bertanya : “kamu punya tuhan selain bapakku ya ?”

“Iya” jawab masyitoh tegas

“ maka akan aku aduinke bapakku” tantang anak firaun

“Silahkan saja” masyitoh menjawab dengan berani

Singkat cerita anak firaun mengadukan hal tsb ke bapakknya, dan keluarga masyitoh dibunuh dengan cara digoreng di dalam sebuah wajan besar.

Kemudian Nabi saw melihat sebuah kaum yg memukul mukul kepala sendiri sampai hancur kemudian kembali lagi, dan dipukul lagi sampai hancur, begitu setersunya.

Nabi saw bertanya : siapa mereka wahai jibril ?

Jibril menjawab : mereka adalah gambaran ummatmu yg malas dalam melaksanakan sholat

Kemudian Nabi saw melihat suatu kaum yg telanjang, hanya memakai pakaian yg menutupi kemaluan saja, dan mereka digembala bagaikan kambing dan unta serta memakan rumput dan tumbuhan berduri

Nabi saw bertanya : siapa mereka jibril ?

Jibril menjawab : mereka adalah gambaran ummatmu yg tidak mau mengeluarkan zakat dan sedekah

Kemudian Nabi saw melihat suatu kaum yg sedang memasak daging yg terlihat sangat segar. Dan di samping tempat masak itu ada daging busuk.

Anehnya, mereka justru memakan daging busuk dan tidak dimasak.

Nabi saw pun bertanya : siapa mereka jibril ?

Jibril : mereka adalah gambaran umatmu yg sudah memiliki suami/istri yg sah dan halal, tapi malah berbuat zina dg orang lain.

Kemudian Nabi saw melihat sebuah kayu berduri melintang jalan, yg siapapun lewat pasti akan robek bajunya.

Nabi saw bertanya : apa ini jibril ?

Jibril menjawab : ini adalah gambaran ummatmu yg gemar duduk duduk di pinggir jalan, dan mengganggu orang yg hendak lewat. Padahal orang yg mau lewat gak ada niat jahat.

Kemudian Nabi saw melihat sekelompok orang yg sedang berenang di air darah dan dilempari batu

Nabi saw bertanya : siapa mereka jibril ?

Jibril menjawab : mereka adalah gambaran orang yg gemar makan dari hasik riba

Kemudian Nabi saw melihat sekelompok orang yg memanggul kayu bakar, tapi mereka gak kuat manggul, namun justru ditambah lagi kayunya hingga beban yg harus dipanggul lebih banyak

Nabi saw bertanya : siapa mereka jibril

Jibril menjawab : mereka adalah orang orang yg memiliki tanggungan, tapi belom menyelesaikan suatu tanggungan, mereka malah nambah tanggungan lagi.

Kemudian Nabi saw melihat sekelompok orang yg mengguntung lidah dan bibir mereka sendiri, kemudian kembali lagi, lalu digunting lagi, begitu dan seterusnya.

Nabi saw bertanya : siapa mereka jibril ?

Jibril menjawab : mereka adalah gambaran umatmu yg gemar fitnah, hoax

Nabi saw kemudian melihat sekelompok orang yg mencakar wajah dan dada dengan jari jemari mereka sendiri

Nabi saw bertanya : siapa mereka ?

Jibril menjawab : mereka adalah gambaran umatmu gemar memakan sesama manusia ( memakan dalam arti memakan daging manusia/kanibal, dan dalam arti memakan harga diri sesama manusia dg mengumbar aibnya atau mencemarkan nama baik )

Kemudian Nabi saw melihat sebuah lubang kecil, keluar dr lubang itu sapi sangat besar, sapi td hendak masuk lagi ke dalam lubang tapi tidak mampu

Nabi saw bertanya : apa itu jibril ?

Jibril menjawab : itu adalah gambaran umatmu yg gemar mengucapkan hal hal yg bersifat rahasia, atau mengumbar fitnah, atau mengumbar berita bohong, atau mengatakan hal yg bersifat kontradiktif dan mengakibatkan perpecahan, dan dia menyesali ucapannya, ingin menarik ucapannya kembali, namun tidak bisa.

Kemudian Nabi saw mendengar sayup sayup panggilan “ wahai muhammaaaaaad kemarilah sebentar “

Namun Nabi saw tidak menoleh sedikitpun

Nabi saw bertanya : siapa itu tadi jibril ?

Jibril menjawab : tadi itu adalah orang yahudi yg memanggilmu, jika tadi engkau menoleh dan menjawabnya. Maka umatmu semua akan menjadi yahudi

Kemudian terdengar kembali sayup sayup panggilan “ wahai muhammaaaad kemarilah sebentar “ Nabi saw kembali mengabaikan panggilan itu

Nabi saw bertanya : siapa itu jibril ?

Jibril menjawab : itu adalah sayup sayup panggilan orang nasrani, jika tadi engkau menoleh dan menjawabnya, maka semua umatmu akan menjadi nasrani.

Kemudian tiba tiba Nabi saw berjumpa dengan seorang wanita yg tangannya penuh perhiasan, sembari memanggil Nabi saw

Namun Nabi saw mengabaikannya

Nabi saw bertanya : siapa wanita itu jibril ?

Jibril menjawab : itu adalah dunia. Jika engkau tadi berhenti dan menjwabnya, maka kelak umatmu akan sangat memilih dunia drpd akhirat

Kemudian nabu berjumap dengan seorang kakek tua, “ kemarilah muhamaaad “

Jibril mengatakan, “ bergegaslah wahai muhammad, tinggalkan dia“

Nabi saw bertanya : siapa itu jibril ?

Jibril menjawab : itu adalah iblis yg menyamar, jika engkau tadi berhenti maka dia akan menggodamu.

Kemudian Nabi saw melihat nenek nenek tua renta, seraya memanggil “muhammaaad kemarilah”

Nabi saw mengabaikannya

Nabi saw bertanya : siapa dia jibril ?

Jibril menjawab : dia adalah dunia yg sudah tua renta, dan mendekati masa habisnya ( kiamat )

Kemudian tibalah Nabi saw di bait al-maqdis / masjid al-aqsho.

Kemudian buroq diikatkan pada sebuah batu besar, dan Nabi saw memasuki masjid.

Di dalam masjid sudah menunggu banyak sekali orang yg akan sholat. Tp mereka sedang menunggu imam.

Mereka ternyata adalah para Nabi saw sebelum Nabi saw Muhammad saw, dan merekapun sholat jamaah yg diimami oleh baginda Nabi saw yg mulia dan jibril yang adzan, sehingga seluruh malaikat pun ikut sholat.

Hikmah dr perjalanan isro Nabi saw Muhammad saw

  1. Nabi saw adalah orang yg dijaga dr dosa, sejak usia belia, Nabi saw sudah dibersihkan hatinya dr berbagai kotoran hati. Namun ketika hendak isro, knp jibril membersihkan hati Nabi saw lagi, dan memasukkan kembali sifat baik ? Sungguh ini adalah isyarat bagi kita semua. Ketika kita hendak melaksankan berbagai hajat maupun kegiatan, seyogyanya kita untuk mempersiapkannya sebaik mungkin. Dimulai dr hati kita. Apabila kita hendak bekerja, maka mulailah dr niat yg ditata dengan baik, tulus, jangan lupa welas asih dg sesama, dan penuh keyakinan, tapi tetap berserah diri pd Allah swt
  2. Nabi saw di awal perjalannanya singgah di berbagai tempat dan sholat. Tempat itu bukanlah sembarangan, namun tempat bersejarah Nabi saw Nabi saw terdahulu. Ini mengisyaratkan kepada kita, betapapun hebatnya, pintarnya, suksenya kita. Jangan lupa untuk terus tawadhu, hormat, kepada orang yg lebih senior dr kita. Jangan lupa pula berterima kaaih kpd kedua orang tua kita. Walaupun Nabi saw muhammad Nabi saw paling mulia, tetapi beliau tetap napak tilas thdp Nabi saw Nabi saw sebelumnya. Oleh karena itu, alangkah baiknya jika kita, dapat memetik pelajaran dr orang orang yg lebih tua/senior dr pd kita dalam berbagai hal
  3. Nabi saw muhammad dalam perjalannnya divisualisasikan/diperlihatkan kondisi umatnya jaman dahulu, dan prediksi umatnya di jaman yg akan datang. Itu adalah peringatan bagi kita semua untuk menjauhi sifat sifat tercela yg digambarkan saat isro
  4. Nabi saw muhammad melaksanakn isro bukan tanpa halangan dan rintangan. Bukan dr masjidil haram lgsg cus masjidil aqsho tanpa transit. Ini menunjukkan bahwa segala perjalan hidup kita, pasti akan menemukan dua hal : bantuan, dan rintangan. Kemudahan dan kesulitan. Oleh karena itu bersabarlah dan tawakkal. Karena Nabi saw saja mendapati perjalannya penuh kelak kelok meski pake buroq. Maka seyogyanya kita teguhkan niat, perbaiki niat, teguhkan pendirian, semangat dan sabar hadapi rintangan, jangan lupa belajar dr pengalaman orang yg lebih senior, dan bertawakal, maka akan kita dapati kesuksesan dalam segala hal.

Wallahu a’lam bi ash-showab

Sumber : Qishotul Mi’roj li al-imam Ahmad Ad-Dardir

Happy Birthday’s Rizki by Sengkleh Team

Hai Bro..
Selamat ulang tahun yang ke-80,
Doa gue standart, tapi dari hati sih. Semoga panjang umur, sehat selalu, rezekinya makin bertambah sesuai nama lo, makin mesra sama neng uchi, makin care sama temen-temen deket lo. Jangan lupa gue tetep sahabat lo biarpun udah gak satu kantor lagi.

BTW, ini ada sedikit kado dari gue. Gue buatin source dimana lo bisa nulis dan berekspresi dikala lagi iseng atau pengen berkarya (selain di podcast). Terlebih dari kemarin lo minta gue uatin blogterus kan, ini gue buatin yang lebih berkelas dari itu (biarpun masih free akses) hehehe..
Jadi, kalo lo butuh bantuan training gunain ini website, lo taulah harus pergi kemana. Rumah gue selalu terbuka buat lo .

Sekali lagi semoga diumur lo yang sudah bertambah ini, yang belum tercapai ditahun sebelumnya dapat tercapai ditahun ini.
Semoga lancar untuk lenjut pendidikan menuju DOKTOR-nya ya Riz!

Dah segitu aja, jangan diapus ini postingan sampe ini web berkembang. Jangan lupa Shabu Hachi gue..

Regards,
Vidi Viciansyah